Oleh: Isna Rahmah Solihatin
Kebenaran kisah dalam al-quran
telah tertera dalam al-quran surat al-imran, ayat 62:
إن هذا
لهو القصص الحق
“sesungguhnya, ini adalah kisah
yang benar”
Oleh karenanya, tidaklah benar
jika banyak orang yang mengatakan bahwa kisah al-quran adalah mitos, dan
dibuat-buat, bahkan kisah dalam al-Quran banyak memberikan pembelajaran. Hal demikian
juga telas dijelaskan dalam firman Allah SWT:
لقد كان
في قصصهم عبرة لأولى الألباب (يوسف: 111)
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaranbagi orang-orang yang mempunyai akal” (QS. Yusuf: 111)
Kisah-kisah dalam al-quran tentunya
tidak semata-mata menceritakan kisah terdahulu, melainkan juga memiliki fungsi
mengapa kisah-kisah tersebut dihadirkan dalam al-Quran. Diantara fungsi
adanya kisah-kisah dalam alquran antara lain:
- - Sebagai ibrah (pelajaran
yang dapat dipetik)
- - Legitimasi (pembenar)
terhadap kitab suci sebelumnya
- - Elaborasi eksplanatif
(penjelasan Firman Allah)
- - Petunjuk kehidupan
- - Bukti kasih sayang Allah
terhadap umat para Nabi
Selain memiliki fungsi,
kisah-kisah yang termaktub dalam al-quran juga memiliki kharakteristik
tersendiri, ditinjau dari segi gaya bahasa, diantaranya adalah:
- -Kisah dalam alquran
memiliki gaya bahasa yang informatif
- - Kisah dalam alquran
menggunakan gaya bahasa dialog
- - Kisah dalam alquran
menggunakan gaya bahasa narasi kronologi
- - Kisah dalam alquran memiliki
gaya bahasa yang repititif
- - Kisah dalam alquran memiliki
gaya bahasa yang puitis
- - Kisah dalam alquran
menggunakan gaya bahasa yang responsif
Gaya bahasa Kisah dalam al-quran
juga dinilai sebagai gaya bahasa dengan model komunikasi efektif, karena
memiliki diksi yang tepat, logis. Selain itu, model komunikasinya santun, sarat
dengan balaghah dan kemukjizatan al-quran, juga menawarkan banyak solusi atas
permasalahan-permasalahan yang terkait dengan tema kisah.