Salah satu hal yang sangat penting dan mendasar untuk dibahas dari
dahulu hingga sekarang adalah pendidikan. Berbicara menegenai pendidikan tentunya
tidak terlepas dari peran seorang guru, yang dalam istilah jawa boleh jadi
diartikan sebagai sosok yang “digugu” dan “ditiru”, maka tidak
berlebihan jika kita mengatakan guru sebagai “role model” dalam dunia
pendidikan. Tentunya boleh saja kita bertanya kepada seorang guru tentang inti
profesinya “Apa yang sebenarnya Anda lakukan sebagai seorang guru?,” maka dengan
jelas seorang guru menjawab “saya
mendidik murid-murid saya”.
Well, kita bisa
saja setuju dengan pernyataannya untuk mendidik murid-muridnya, namun kita mencoba
kembali untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan lain, misalnya: Apa yang Anda
ketahui tentang pendidikakn? Apa yang Anda lakukan ketika mendidik seseorang? Terkesan
simpel memang pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun jawabannya tidak mudah dan
tidak sederhana. Misalnya, apakah tanggapan berikut benar-benar menjawab
pertanyaan: Apa yang Anda maksud dengan pendidikan?
- Saya mengajar murid saya untuk membaca, menulis, menghitung serta dapat mengoperasikan komputer
- Saya mengajar murid saya supaya mereka dapat menjadi masyarakat yang hebat
- Saya mengajar agar murid dapat menghargai seni, literatur, musik serta drama
- Saya mengajar agar murid saya memiliki skill (keterampilan) yang dibutuhkan di seluruh elemen industri dan bisnis
- Saya mengajar murid saya supaya mereka menjadi pemikir yang kritis dan dapat menyelesaikan masalah
Apakah tanggapan tersebut cukup mewakili jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan diatas? Ada baiknya jika kita merujuk pada kamus mengenai
makna pendidikan sebenarnya, maka dapat ditemui sebagai berikut:
- Pendidikan adalah sebuah perlakuan/ proses mendidik atau terdidik
- Pendidikan adalah sebuah perlakuan/ proses untuk menyiapkan seseorang dan membekalinya dengan pengetahuan, keterampilan, kompetensi atau biasanya kualitas perilaku atau karakter yang diinginkan dengan kursus formal, instruksi, atau training
- Pendidikan adalah sebuah pengkondisian, penguatan, atau pendisiplinan terhadap diri seseorang
Meskipun makna leksikal tersebut mengarahkan kita pada sebuah
jawaban, namun ternyata tidak memberi tahu kita secara jelas mengenai jenis
pengetahuan, keterampilan, kompetensi, atau kualitas perilaku yang diinginkan.
Inilah yang akhirnya menimbulkan pertimbangan "what kind of" atau
"whatness" yang membawa kita pada filsafat pendidikan. Ketika
kita berurusan dengan pertanyaan filosofis, maka kita akan concern dengan
fokus yang paling umum tentang apa yang benar, apa yang baik, dan apa yang
indah untuk semua kalangan, bukan saja untuk kepentingan beberapa orang. Maka
di sini, kita dihadapkan dengan empat subdivisi utama filosofi, yaitu:
……
To be continued :) 😃
Adapted from Gera D L. Gutek’s book, “Philosophical and
Ideological Voices in Education”
Ditunggu segera kelanjutannyaaaaaa
BalasHapus