يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة
وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء، واتقوا الله الذي تساءلون به
والأرحام، إن الله كان عليكم رقيبا (النساء: 1)
Dari
ayat tersebut diterangkan bahwa asal usul kejadian manusia adalah satu. Adapun penafsiran
mengenai yang satu itu ada dua macam. Pertama, tafsir yang biasa, yaitu pada
mulanya Allah hanya menjadikan satu diri saja, Adam. Kemudian, dari diri yang
satu itulah Allah ciptakan untuknya seorang istri, yaitu Hawa. Kedua arham,
yaitu silaturrahim atau kasih sayang dan
hubungan diantara satu sama lain. Manusia dipimpin dari dalam kandungan oleh
kasih ibu dan saying bapak sehingga lembaga dalam diri ibu tempat anak
dikandung dinamai Rahim. Dalam Rahim itulah diri ini dikandung, dilembagakan dan
dilindungi sampai matang untuk keluar ketengah alam.
Dalam
ayat tersebut bertemu dua hal yang menjadi pusat persoalan. Pertama, Allah Yang
Maha Pencipta yang berkehendak menciptakan Adam dan seluruh alam ini. Kedua,
Rahim. Itu artinya, Allah Sungguh Maha Pencipta dan Maha Pemberi Kasih Sayang.
Maka dapat dikatakan bahwa hakikatnya, manusia adalah satu dan kemudian dibagi
menjadi dua; satu menjadi bagian laki-laki dan yang satu lagi menjadi bagian
perempuan dimana keduanya tercipta didasari dari kasih saying yang diberikakn
Tuhan.
Laki-laki
dan perempuan sama-sama dianjurkan oleh Nabi saw., supaya banyak membaca
AL-Quran dan memahami isinya. Begitulah kiranya seseorang tidak dapat
menghambat perempuan untuk berhubungan langsung dengan AL-Quran. Bahkan
terdapat beberapa perempuan pelopor yang disebutkan dalam Al-Quran. Demikianlah
surat al-Nisa’ ini hanyalah satu diantara surat-surat dalam al-Quran yang
mengistemawakan perempuan. Selain itu, al-Quran juga memuat surat yang diberi
nama dari seorang perempuan hebat, Maryam.
Islam
mengakui perempuan sebagai manusia seutuhnya, paripurna. Islam berbicara kepada
perempuan sebagaimana Islam berbicara kepada laki-laki, baik dalam pelaksanaan
hukum (tasyri’), ibadah dan muamalah. Dalam kapasitasnya sebagai manusia,
seorang perempuan juga memiliki hak yang sama seperti laki-laki termasuk dalam
memperoleh kemuliaan.
Perempuan,
makhluk Tuhan yang ditunggangi dua peran sekaligus (double burden), domestic
juga public. Karena kedua peran yang dimilikinya itu, perempuan mendapatkan
tempat khusus dalam pandangan agama. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah diterangkan bahwa ketika itu ada seorang sahabat yang datang menemui
Rasul dan menanyakan tentang siapakah yang berhak mendapatkan perlakuan baik.
Seketika itu Rasul menjawab “ibumu”, lelaki itu pun kembali bertanya “siapa
lagi, wahai Rasul?”, Rasul menjawb “ibumu” pun sampai kali ketiga. Setelah itu
lelaki bertanya untuk keempat kalinyna, barulah Rasul mmenjawab “ayahmu”. Begitulah
kemuliaan seorang perempuan yang berperan sebagai ibu dimata Islam.
Dengan
adanya pemuliaan Islam terhadap perempuan, maka tak heran jika kemudian
lahirlah sosok-sosok perempuan mulia yang kemudian dari mereka lahhirlah para
mijahidah-mujahidah unggulan yang layak diteladani oleh perempuan-perempuan
muslimah lainnya. Berikut beberapa perempuan muslimah yang mulia karena tugas
yang diembannya.
Wanita Muslimah
Mulia Serta Teladan Sebagai Ibu Dan Pengasuh, Diantaranya:
Ummu Hani’,
Lubabah binti al-Harits, Ummu Aiman Barakah binti Muhsin, Halimatussa’diyah dan
lain-lain.
Wanita Muslimah
Mulia Serta Teladan Sebagai Istri:
Khadijah
binti Khuwailid, Saudah binti Zam’ah, Zainab binti Muhammad bin Abdullah,
Ruqayyah binti Rasulullah saw., Ummu Hakim, Khaulah binti Malik dan lain-lain.
Wanita Muslimah
Teladan Sebagai Putri, Diantaranya:
Fatimah binti
Rasulullah saw., Asma’ binti Abu Bakar ash-Shiddiq, Ummu Kaltsum Uqbah bin Abu
Mu’ith, Khansa binti Khadzdzam serta Barirah.
Wanita Muslimah
Teladan Sebagai Saudari:
Shafiyyah
binti Abdul Muthalib, Fatimah binti Khattab, Fatimah binti Utbah bin Rabi’ah
dll.
Wanita Muslimah
Mulia Serta Teladan Sebagai Pendidik Dan Perawi Hadis:
Aisyah binti
Abu Bakr, Ummu Hamid, Ummu Anas, Ummu Ma’bad al-Khuzaiyyah, Ummmuu Sulaim binti
Milhan dll.
Selain
yang disebutkan diatas, banyak sekali sosok-sosok perempuan yang dimuliakan
karena apa yang telah dikerjakan. Dengan demikian, semoga perempuan mendapatkan
hak yang semestinya ia dapatkan.
Sumber:
Al-Quran (QS.
Al-Nisa: 1)
Shahih Muslim
(Imam Muslim al-Naisapur)
Buya Hamka
Berbicara tentang Perempuan (HAMKA)
Perempuan-perempuan
Mulia Disisi Rasulullah (Ibrahim Salim)
Wanita-wanita
Kebanggaan Islam (Umar Ahmad al-Rawi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar